::..selamat datang di blog kecil ini, semoga setiap tulisan yang tersedia disini, bisa memberikan manfaat yang positif untuk kalian.. terimakasih atas kunjungannya..::


8.27.2011

Sempurnakan Ramadhan dengan I'tikaf



 


Ramadhan tinggal 2 hari lagi. Sudahkah kita jadikan momentum istimewa ini sebagai media untuk benar-benar meraih predikat takwa? Hari terakhir Ramadhan bukanlah saat untuk semata-mata mempersiapkan Lebaran, bekerja kian giat agar bisa belanja pakaian dan makanan, sampai-sampai meninggalkan ibadah i'tikaf.

Bagi orang yang benar-benar merasa terpanggil oleh Allah SWT, tentu ia akan jadikan Ramadhan ini benar-benar berarti dalam hidupnya. Ia akan berusaha se-maksimal mungkin untuk meraih cinta Allah SWT.
Satu upaya yang harus dilakukan dengan penuh keimanan dan penuh semangat di bulan suci ini ialah i'tikaf, terkhusus pada sepuluh hari terakhir. Di penghujung ayat tentang Ramadhan (QS 2: 187), Allah menyebut tentang i'tikaf. Ini mengindikasikan bahwa i'tikaf adalah hal penting untuk diutamakan seorang Muslim di bulan Ramadhan.

Selain itu, Rasulullah SAW tidak pernah melewatkan momentum Ramadhan untuk i'tikaf. Bahkan, pada tahun di mana Beliau meninggalkan umatnya untuk selama-lamanya. “Nabi dahulu i'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, hingga Beliau diwafatkan Allah SWT, kemudian istri-istrinya i'tikaf setelahnya.” (HR Bukhari).

Secara bahasa i'tikaf berarti "menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada padanya, baik hal itu berupa kebajikan maupun keburukan."

Sementara secara istilah i'tikaf bermakna menetapnya seorang Muslim di dalam masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT.

Secara historis, i'tikaf dalam praktiknya juga dilakukan oleh para Nabi dan umat sebelum Rasulullah SAW. Kisah ini terdapat dalam firman-Nya: “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang rukuk, dan yang sujud.” (QS 2: 125).

I'tikaf akan membantu seorang Muslim mencapai derajat takwa dengan lebih sempurna.
Sebab, dengan i'tikaf, dia akan senantiasa terdorong untuk melakukan ibadah-ibadah dengan penuh kekhusyukan.
Situasi demikian tentu akan mendorong terjadinya peningkatan kualitas iman dan takwa.

Orang yang i'tikaf akan terbantu untuk melakukan shalat berjamaah tepat waktu, shalat tarawih, shalat tahajud, shalat sunah, membaca Alquran, tafakur, zikir, dan beragam bentuk ibadah lainnya.
Dengan cara demikian, insya Allah orang yang i'tikaf akan terbantu untuk mendapatkan malam lailatul qadar.

I'tikaf tidak saja mendorong kesadaran untuk melakukan banyak ibadah, tetapi juga kesadaran untuk mencintai masjid.
Kecintaan kepada masjid adalah salah satu ciri seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.

Allah berfirman : "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9: 18).

so, ayo kita tutup ramadhan dengan memperbanyak kapasitas waktu pengabdian kita kepada Allah,
agar jalan menuju Istana Cinta-Nya semakin mulus.

aamien.

Wa-Allaahu A'lam.

Sumber : republika.co.id dengan sedikit perubahan oleh admin kami.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites